Manusia selalu dipandu oleh seorang sosok yang memahami secara mendalam masalah - masalah pada zamannya, menceritakan masa lalu dan bahkan meramalkan masa depan dengan mantab, entah faktual ataukah hanya sebuah mitos yang terdapat dalam kitab suci. Ia menjadi tokoh sentral kepemimpinan, penaklukkan, dan pengetahuan. Ia membawa umat manusia atau umatnya sendiri menuju kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.
Para nabi, resi, dan buddha adalah contoh dari mereka. Joseph Campbell merangkum kepercayaan pada tokoh - tokoh tersebut dengan istilah "Pahlawan dengan Seribu Wajah" dan menyajikan penjelasan yang menggarisbawahi semua cerita masa lalu dengan teori monomythnya.
Dalam monomyth, kisah "pahlawan" dimulai di dunia biasa, dan menerima panggilan untuk memasuki dunia yang tidak dikenal dari kekuatan dan peristiwa aneh. Pahlawan yang menerima panggilan untuk memasuki dunia aneh ini harus menghadapi tugas dan cobaan, baik sendiri atau dengan bantuan. Dalam versi cerita paling intense, pahlawan harus bertahan hidup menghadapi beberapa tantangan berat, dengan sering mendapat bantuan. Jika pahlawan tahan uji, ia akan mencapai karunia besar atau "anugerah."
Dalam monomyth, kisah "pahlawan" dimulai di dunia biasa, dan menerima panggilan untuk memasuki dunia yang tidak dikenal dari kekuatan dan peristiwa aneh. Pahlawan yang menerima panggilan untuk memasuki dunia aneh ini harus menghadapi tugas dan cobaan, baik sendiri atau dengan bantuan. Dalam versi cerita paling intense, pahlawan harus bertahan hidup menghadapi beberapa tantangan berat, dengan sering mendapat bantuan. Jika pahlawan tahan uji, ia akan mencapai karunia besar atau "anugerah."
Pahlawan kemudian harus memutuskan apakah akan kembali ke dunia biasa dengan anugerah ini atau tidak. Jika pahlawan tidak memutuskan untuk kembali, ia sering menghadapi tantangan dalam perjalanan pulangnya. Jika pahlawan berhasil kembali, anugerah atau hadiah dapat digunakan untuk memperbaiki dunia. Kisah-kisah Osiris, Prometheus, Musa, Buddha Gautama, misalnya, erat mengikuti struktur ini.
Cerita kepahlawanan dan nubuatnya akan terus berlanjut. Kitab - kitab suci dari beberapa agama meramalkan munculnya sosok - sosok seperti mesias (Yahudi, Kristen), Imam Mahdi (Islam), Maitreya (Buddhisme), Kalki (Hindu), Saoshyant (Zoroastrianisme), dll.
Nietzsche membuat istilah berbeda untuk pemimpin masa depan ini, Übermensch. Übermensch (dalam bahasa Jerman bermakna manusia super, adi manusia, atau di atas manusia) merupakan seorang tokoh masa depan sebagai tujuan manusia sendiri tanpa campur tangan kekuatan ilahi.
Untuk mewujudkan manusia super di masa depan ini, Nietzsche melontarkan pernyataan : Tuhan telah mati. Jika kebenaran sejati yang berasal dari luar sudah tidak dapat diakses oleh manusia lagi karena sudah tiada, maka manusia harus mengkonstruksi nilai - nilai baru yang lebih membumi, dan ini menjadi tugas Übermensch. Nilai - nilai baru yang dihasilkan harus termotivasi oleh kecintaan akan dunia, kehidupan, cinta kasih, dan kreatifitas.
Implikasi lainnya sebagai alternatif terburuk Übermensch adalah munculnya komunitas "orang terakhir / der letzte Mensch". Tidak ada lagi perbedaan antara penguasa dan yang dikuasai, kuat atas yang lemah, orang tertinggi atas yang biasa-biasa saja. Konflik sosial dan tantangan diminimalkan. Setiap individu hidup sama dan selaras. Tidak ada tren sosial dan ide - ide asli berkembang. Individualitas dan kreativitas terus ditekan.
Masyarakat dari orang terakhir akan bertentangan dengan teori Will-to-Power, kekuatan pendorong utama dan ambisi di balik sifat manusia; serta semua kehidupan berkembang lainnya di alam semesta. Nietzsche mengatakan bahwa masyarakat orang terakhir akan terlalu tandus dan dekaden untuk mendukung pertumbuhan individu besar. Orang terakhir hanya mungkin dihasilkan oleh manusia apatis yang tidak memiliki semangat besar atau komitmen, yang tidak mampu untuk bermimpi, yang hanya mencari nafkah dan kehangatan. Atau, orang terakhir juga akan didatangkan oleh liga individu yang kuat; yang entah bagaimana akan dipaksa merusak struktur kekuasaan mereka sendiri. Orang-orang lalu mengklaim telah menemukan kebahagiaan, tapi berkedip setiap kali mereka mengatakan demikian.
Masa depan nubuat lainnya dikampanyekan oleh Ray Kurzweil, seorang futurist yang pro-Singularitarianisme. Dalam beberapa bukunya, terutama The Singularity is Near, Kurzweil menyatakan bahwa penyatuan teknologi (technological singularity) yang menyatukan biologi dan elektronika, otak dengan komputer sehingga menghasilkan superhuman intelligence akan terjadi pada tahun 2045. Kejeniusan akan berkembang secara eksponensial seiring terciptanya superhuman intelligence. Manusia dapat mengupload dirinya pada komputer supercerdas. Dengan molekular biologi, nanoteknologi dan robotika yang diperkuat superhuman intelligence, masa depan setelahnya akan sulit diprediksikan.
----- ~ -----
Friedriech Nietzsche. Also sprach Zarathustra: Ein Buch für Alle und Keinen
Kurzweil, Ray (2005). The Singularity is Near. New York: Viking Books.
0 comments:
Post a Comment