Ada seni lukis. Jika lukisan
yang dibuat itu mendalam dan penuh penjiwaan, orang yang melihat penuh
penjiwaan akan terlarut dengan emosi dan maksud yang di sematkan pada lukisan
itu.
Ada seni musik. Jika lagu yang
dibuat itu mendalam dan penuh penjiwaan, orang yang mendengar penuh penjiwaan
akan terlarut dengan emosi dan maksud yang ditanamkan pada lagu itu.
Ada seni memasak. Jika masakan
yang dibuat itu mendalam dan penuh penjiwaan, orang yang merasakan penuh
penjiwaan akan terlarut dengan emosi dan maksud yang dibumbukan pada masakan
itu.
Ada seni sastra, seni rupa,
seni beladiri, dan banyak lagi.
Baru - baru ini ada sebuah seni
baru, . . . seni membual.
Bualan yang dibuat tak harus
mendalam dan penuh penjiwaan. Saya tak tahu akan bagaimana jika bualan saja
harus dengan penjiwaan.
Karena bualan itu bukanlah
karya yang dimaksud.
Tawa, senyum, empati, atau
perasaan dipecundangi dari yang dibuali lah karya sebenarnya dari sang pembual.
Tapi lagi - lagi saya tekankan,
itulah seni.
Kita bebas berkreasi, asalkan
kita bisa menikmati.
Maka dari itu, mari
"berdiri", membual, dan tertawa.
0 comments:
Post a Comment