28.8.14

Seni Membual



Ada seni lukis. Jika lukisan yang dibuat itu mendalam dan penuh penjiwaan, orang yang melihat penuh penjiwaan akan terlarut dengan emosi dan maksud yang di sematkan pada lukisan itu.

Ada seni musik. Jika lagu yang dibuat itu mendalam dan penuh penjiwaan, orang yang mendengar penuh penjiwaan akan terlarut dengan emosi dan maksud yang ditanamkan pada lagu itu.

Ada seni memasak. Jika masakan yang dibuat itu mendalam dan penuh penjiwaan, orang yang merasakan penuh penjiwaan akan terlarut dengan emosi dan maksud yang dibumbukan pada masakan itu.

Ada seni sastra, seni rupa, seni beladiri, dan banyak lagi.
Baru - baru ini ada sebuah seni baru, . . . seni membual.
Bualan yang dibuat tak harus mendalam dan penuh penjiwaan. Saya tak tahu akan bagaimana jika bualan saja harus dengan penjiwaan.
Karena bualan itu bukanlah karya yang dimaksud.
Tawa, senyum, empati, atau perasaan dipecundangi dari yang dibuali lah karya sebenarnya dari sang pembual.
Tapi lagi - lagi saya tekankan, itulah seni.
Kita bebas berkreasi, asalkan kita bisa menikmati.
Maka dari itu, mari "berdiri", membual, dan tertawa.




0 comments:

Post a Comment

menu