14.5.14

Invasi Tembaga



Deno baru saja melihat syuting film horor yang berada di sebuah bukit dekat rumahnya. Ia turun dari bukit untuk pulang bersama para kru film. Di sekeliling bukit memang penuh misteri, jalan sempit di kanan kirinya penuh dengan tong – tong bekas yang dibelah dua dan diisi air, becek dan berlendir, langit senja, dan pertanda – pertanda aneh. Bukit itu sangat jarang dijamah orang. Penduduk sekitar takut dengan ceritanya.

Setapak demi setapak mereka menuruni bukit dan sampailah mereka pada pijakan seperti tangga yang terakhir. Jalannya sudah mulai menyempit dari beberapa waktu yang lalu, batu tinggi mengapit jalan itu. Di pijakan terakhir hal aneh mulai terjadi. Tanah berkerikil untuk memijak sangat lembek seperti menghisap ke dalam. Beberapa kru berhasil melewatinya tetapi tidak mengingatkan kru di belakangnya.

Seorang kru yang tidak memperhatikan jalan menginjak bagian tengah tanah lembek itu dan terhisap ke dalam. Kru lain berusaha mengangkatnya, tetapi tanah semakin menghisap. Semua kru yang melihat meminta tolong kepada kru lain. Akhirnya dengan bantuan banyak orang, kru yang terhisap berhasil diselamatkan.

Namun, tanah tetap bergerak ke dalam seperti longsor yang membentuk sink hole. Diameternya tidak besar, hanya cukup untuk menelan seorang manusia. Semakin ke dalam longsoran semakin bergerak cepat dan akhirnya runtuh menghasilkan lubang yang sangat dalam. Di dalamnya ada titik putih kecil yang sepertinya ujung dari lubang tersebut yang membawa ke dalam sebuah ruang besar yang bercahaya terang.

Lubang itu membuat panik penduduk sekitar, dongeng lama yang dibicarakan sepertinya akan menjadi kenyataan. Deno yang juga ikut melihat kejadian itu, memutuskan untuk pulang duluan meninggalkan bukit dan para penduduk yang panik dan menyalahkan para kru film.

Di tengah jalan yang lapang berdebu di dekat sebuah gudang tua besar, keributan mulai terjadi. Para penduduk berlarian dan meneriakkan serangan makhluk aneh berulang kali. Kebanyakan mencari perlindungan ke dalam rumah.

Ketika jalan sudah mulai sepi, Deno pun masuk ke dalam gudang besar tadi, yang sebenarnya pintu besarnya sudah ditutup oleh orang – orang yang berlindung di dalamnya. Bersama dengan beberapa orang, Deno berlindung di sebuah ruangan di dalam gudang besar itu. Kebetulan ia bertemu adiknya yang paling kecil di sana.

Serangan mulai terjadi pintu besar berhasil di dobrak oleh dua makhluk asing. Deno dan dan orang – orang lainnya diam pasrah bersembunyi di balik atap – atap seng bekas yang di sandarkan di dinding ruangan.

Makhluk asing mulai memasuki ruangan tempat Deno dan beberapa orang lain bersembunyi. Setiap langkah makhluk asing yang mulai mendekat masuk menambah debaran jantung dan nafas.

Seseorang nekad keluar dari persembunyian dan menyerang terlebih dahulu makhluk itu dengan tombak. Namun belum sampai dekat, orang tersebut ditumbangkan dengan sinar yang keluar dari tangan makhluk asing.

Sementara yang lain tetap diam, makhluk itu bergerak menuju persembunyian Deno. Deno pun keluar berlari mengambil tongkat orang tadi yang tak jauh dari tempat persembunyiannya dan dari makhluk. Kalah respon, makhluk berhasil di tusuk duluan dari belakang. Deno melanjutkan dengan memukul berulang kali makhluk tersebut hingga tersungkur tak bergerak.

Deno keluar ruangan menghampiri makhluk asing lainnya. Hanya saja makhluk ini tidak menyerang dengan sinar seperti yang dilakukan makhluk sebelumnya.

Tombakan Deno gagal mengenai kepala makhluk itu. Deno memukulkan tongkatnya ke arah kepala berulang kali sampai putus dari badannya dan akhirnya juga jatuh tersungkur.

Setelah mengalahkan makhluk asing yang kedua kalinya, Deno melihat ke luar  melalui pintu besar gudang yang ternganga lebar. Beberapa makhluk asing yang jumlahnya lebih banyak dan beraneka bentuk berjalan mendekati gudang. Deno berlari ke persembunyiannya tadi.

Karena banyak, makhluk itu berhasil menemukan persembunyian Deno dan orang – orang lainnya. Kali ini tidak ada yang berani menyerang karena sepertinya makhluk ini adalah raja dan para pembesarnya, walaupun bentuknya tak seseram tentaranya yang tadi. Makhluk itu tak menyerang. Mereka membawa orang – orang dan Deno keluar dari gudang ke lapangan luas berdebu yang berada di depan gudang.

Dalam pengawalan menuju keluar Deno meminta kepada para pembesar makhluk asing itu untuk tidak merusak kedamaian dirinya dan desanya. Makhluk itu hanya diam namun sepertinya memahami.

Langit terlihat semakin gelap. Seperti ada pusaran tepat di atas lapangan tempat orang – orang berkumpul. Sang raja memilih beberapa orang untuk ketengah lapangan, Deno termasuk salah satunya. Inti pusaran di langit melebar, sebuah pesawat mirip pesawat UFO di film scifi keluar dari lubang intinya dan turun dari langit tepat di atas orang – orang terpilih.

Deno dan orang – orang lainnya tahu bahwa mereka akan di bawa masuk ke pesawat. Mereka  tidak menyerang karena berharap dengan pengorbanan mereka di bawa alien itu, orang – orang lain akan aman.

Satu persatu orang – orang terpilih mulai dihisap masuk kedalam pesawat. Setelah semua masuk, portal di langit membuka kembali dan pesawat menuju ke atas. Portal menutup kembali, pesawat bergerak dalam jangkauan kecepatan cahaya memotong ruang waktu.
Sampailah mereka di sebuah kota yang sama persis dengan kota dekat desa Deno dan para penduduk tinggal, hanya saja semua terbalik. Di dalam pesawat sambil mengelilingi kota dari atas sang pilot mulai bercerita.

“Ini adalah ruang terbalik dari tempat kalian tinggal. Sudah dari dulu nenek moyang kami tinggal di sini. Tujuan kami adalah mencari tembaga untuk koil mesin – mesin elektris di planet kami. Kami terhubung melalui lubang tanah yang tadi kalian buka. Bukit itu adalah bukit tembaga tempat kami menambang sedikit dari banyak tembaga yang ada di bumi.”

.....................................................................................................

Detak jam dinding mulai terdengar keras, atap kaca di atas sudah terang tapi lampu kamar masih manyala. “Maasyaallah jam delapan, belum sholat subuh.”


Aku bergegas membuka kamar kos dan ke belakang mengambil air wudlu.

0 comments:

Post a Comment

menu