Deno baru saja melihat syuting film horor yang berada di sebuah bukit dekat rumahnya. Ia turun dari bukit untuk pulang bersama para kru film. Di sekeliling bukit memang penuh misteri, jalan sempit di kanan kirinya penuh dengan tong – tong bekas yang dibelah dua dan diisi air, becek dan berlendir, langit senja, dan pertanda – pertanda aneh. Bukit itu sangat jarang dijamah orang. Penduduk sekitar takut dengan ceritanya.
Setapak demi setapak mereka
menuruni bukit dan sampailah mereka pada pijakan seperti tangga yang terakhir. Jalannya
sudah mulai menyempit dari beberapa waktu yang lalu, batu tinggi mengapit jalan
itu. Di pijakan terakhir hal aneh mulai terjadi. Tanah berkerikil untuk memijak
sangat lembek seperti menghisap ke dalam. Beberapa kru berhasil melewatinya
tetapi tidak mengingatkan kru di belakangnya.
Seorang kru yang tidak
memperhatikan jalan menginjak bagian tengah tanah lembek itu dan terhisap ke
dalam. Kru lain berusaha mengangkatnya, tetapi tanah semakin menghisap. Semua
kru yang melihat meminta tolong kepada kru lain. Akhirnya dengan bantuan banyak
orang, kru yang terhisap berhasil diselamatkan.
Namun, tanah tetap bergerak ke
dalam seperti longsor yang membentuk sink
hole. Diameternya tidak besar, hanya cukup untuk menelan seorang manusia. Semakin
ke dalam longsoran semakin bergerak cepat dan akhirnya runtuh menghasilkan
lubang yang sangat dalam. Di dalamnya ada titik putih kecil yang sepertinya
ujung dari lubang tersebut yang membawa ke dalam sebuah ruang besar yang
bercahaya terang.
Lubang itu membuat panik
penduduk sekitar, dongeng lama yang dibicarakan sepertinya akan menjadi
kenyataan. Deno yang juga ikut melihat kejadian itu, memutuskan untuk pulang
duluan meninggalkan bukit dan para penduduk yang panik dan menyalahkan para kru
film.
Di tengah jalan yang lapang
berdebu di dekat sebuah gudang tua besar, keributan mulai terjadi. Para
penduduk berlarian dan meneriakkan serangan makhluk aneh berulang kali.
Kebanyakan mencari perlindungan ke dalam rumah.
Ketika jalan sudah mulai sepi,
Deno pun masuk ke dalam gudang besar tadi, yang sebenarnya pintu besarnya sudah
ditutup oleh orang – orang yang berlindung di dalamnya. Bersama dengan beberapa
orang, Deno berlindung di sebuah ruangan di dalam gudang besar itu. Kebetulan
ia bertemu adiknya yang paling kecil di sana.
Serangan mulai terjadi pintu
besar berhasil di dobrak oleh dua makhluk asing. Deno dan dan orang – orang
lainnya diam pasrah bersembunyi di balik atap – atap seng bekas yang di
sandarkan di dinding ruangan.
Makhluk asing mulai memasuki
ruangan tempat Deno dan beberapa orang lain bersembunyi. Setiap langkah makhluk
asing yang mulai mendekat masuk menambah debaran jantung dan nafas.
Seseorang nekad keluar dari
persembunyian dan menyerang terlebih dahulu makhluk itu dengan tombak. Namun
belum sampai dekat, orang tersebut ditumbangkan dengan sinar yang keluar dari
tangan makhluk asing.
Sementara yang lain tetap
diam, makhluk itu bergerak menuju persembunyian Deno. Deno pun keluar berlari
mengambil tongkat orang tadi yang tak jauh dari tempat persembunyiannya dan
dari makhluk. Kalah respon, makhluk berhasil di tusuk duluan dari belakang.
Deno melanjutkan dengan memukul berulang kali makhluk tersebut hingga
tersungkur tak bergerak.
Deno keluar ruangan
menghampiri makhluk asing lainnya. Hanya saja makhluk ini tidak menyerang
dengan sinar seperti yang dilakukan makhluk sebelumnya.
Tombakan Deno gagal mengenai
kepala makhluk itu. Deno memukulkan tongkatnya ke arah kepala berulang kali
sampai putus dari badannya dan akhirnya juga jatuh tersungkur.
Setelah mengalahkan makhluk
asing yang kedua kalinya, Deno melihat ke luar
melalui pintu besar gudang yang ternganga lebar. Beberapa makhluk asing
yang jumlahnya lebih banyak dan beraneka bentuk berjalan mendekati gudang. Deno
berlari ke persembunyiannya tadi.
Karena banyak, makhluk itu
berhasil menemukan persembunyian Deno dan orang – orang lainnya. Kali ini tidak
ada yang berani menyerang karena sepertinya makhluk ini adalah raja dan para
pembesarnya, walaupun bentuknya tak seseram tentaranya yang tadi. Makhluk itu
tak menyerang. Mereka membawa orang – orang dan Deno keluar dari gudang ke
lapangan luas berdebu yang berada di depan gudang.
Dalam pengawalan menuju keluar
Deno meminta kepada para pembesar makhluk asing itu untuk tidak merusak kedamaian
dirinya dan desanya. Makhluk itu hanya diam namun sepertinya memahami.
Langit terlihat semakin gelap.
Seperti ada pusaran tepat di atas lapangan tempat orang – orang berkumpul. Sang
raja memilih beberapa orang untuk ketengah lapangan, Deno termasuk salah
satunya. Inti pusaran di langit melebar, sebuah pesawat mirip pesawat UFO di
film scifi keluar dari lubang intinya
dan turun dari langit tepat di atas orang – orang terpilih.
Deno dan orang – orang lainnya
tahu bahwa mereka akan di bawa masuk ke pesawat. Mereka tidak menyerang karena berharap dengan
pengorbanan mereka di bawa alien itu, orang – orang lain akan aman.
Satu persatu orang – orang
terpilih mulai dihisap masuk kedalam pesawat. Setelah semua masuk, portal di
langit membuka kembali dan pesawat menuju ke atas. Portal menutup kembali,
pesawat bergerak dalam jangkauan kecepatan cahaya memotong ruang waktu.
Sampailah mereka di sebuah
kota yang sama persis dengan kota dekat desa Deno dan para penduduk tinggal,
hanya saja semua terbalik. Di dalam pesawat sambil mengelilingi kota dari atas
sang pilot mulai bercerita.
“Ini adalah ruang terbalik
dari tempat kalian tinggal. Sudah dari dulu nenek moyang kami tinggal di sini.
Tujuan kami adalah mencari tembaga untuk koil mesin – mesin elektris di planet
kami. Kami terhubung melalui lubang tanah yang tadi kalian buka. Bukit itu
adalah bukit tembaga tempat kami menambang sedikit dari banyak tembaga yang ada
di bumi.”
.....................................................................................................
Detak jam dinding mulai
terdengar keras, atap kaca di atas sudah terang tapi lampu kamar masih manyala.
“Maasyaallah jam delapan, belum sholat subuh.”
Aku bergegas membuka kamar kos
dan ke belakang mengambil air wudlu.
0 comments:
Post a Comment