Sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya
Tak paham dan tak menginginkan kekekalan, kesempurnaan
Tapi dirinya dipenuhi kebahagiaan.
Tak harus mengerti manifol multi dimensi
Cukup seonggok besi atau permata tiga sisi
ditambah sedikit kelengkungan atau tepian
Bagi mereka itu pun jadi.
Tak harus pikiran kemana - mana
melampau jauh ke luar angkasa
Cukup di bumi tempat mereka.
Tilik kembali para filsuf, resi, atau nabi
Mereka terlalu utopia,
Berharap kenyataan lebih dari apa yang ada
Entah surga ataupun nirvana.
Sebuah pertanyaan dari filsuf, resi, atau nabi,
"Bagaimana bisa ia mendekati barang sekotor itu
lalu bertahan cukup lama dari kebosanan."
Itu karena orang biasa tak punya keinginan
yang nyeleneh, neko - neko,dan terlalu dilebihkan
Keterbasan barang disini masih cukup
sekedar untuk mengisi umur mereka.
Para suci banyak berkesimpulan
keinginan mendatangkan penderitaan.
Apakah akherat, penyatuan, pembebasan, keselamatan
bukan keinginan, bahkan terlalu tinggi untuk dicapai
yang jika mengetahui itu tak ada
sakitnya menyamai jatuh dari tempat tertinggi.
Mungkin para suci terlalu banyak menyendiri
ditambah pertapaan yang melelahkan tanpa hasil
Ia belum mencoba, bersama-sama, kemudian menerima,
Bahwa memang hanya seperti inilah kita.
heghmmhh, tapi itu sudah cukup luar biasa.
ya .. . . .. ya .. ... ..
Cukup seperti ini adanya,
Belajar menerima, dan
Mari bermain,
seadanya saja.
0 comments:
Post a Comment