Manusia mempunyai banyak keinginan dan kebutuhan terkait dengan masing – masing anggota tubuh mereka. Untuk dapat hidup, pasokan energi yang awalnya berupa materi harus selalu tersedia bagi setiap anggota tubuh manusia, inilah yang disebut sebagai kebutuhan. Seterusnya manusia mempunyai sifat untuk memperbanyak kenikmatan yang memasuki dirinya dan terus menambahnya sampai titik kejenuhan terpenuhi. Kenikmatan mungkin tersusun oleh pola keteraturan tertentu yang belum pasti apakah akan menghasilkan keteraturan yang lebih lama jika semakin ditambah ataukah akan menghasilkan kerusakan sebagai bentuk lain dari kejenuhan. Ini merupakan ketidaktahuan manusia dan manusia sering gegabah dalam hal ini. Dengan terus membesarkan sifat keinginannya, manusia tidak tahu apakah ia menambah sesuatu untuk melanggengkan keteraturan ataukah ia hanya akan meruntuhkan keteraturan yang telah di susunnya.
Dari sini permainan dimulai. Dengan mendefinisikan sifat manusia yang terus mempunyai kebutuhan dan keinginan, kemudian Sang Pencipta Permainan menciptakan sebuah sistem yang terdiri dari objek – objek yang mempunyai sifat akan menjadi teratur jika terus ditambahkan atau akan runtuh dan rusak dalam batas penambahan tertentu. Semesta teramati beserta objek – objek didalamnya sebagai sistem permaninan dan aturannya yang telah ditanamkan muncul / diciptakan terlebih dahulu dengan menanamkan pada evolusi perubanhannya dapat menghasilkan beberapa manusia sebagai pelaku permainan yang dapat mengamati alam yang teramati maupun menguasai beberapa objek di dalamnya dengan batas –batas tertentu.
Kemunculan manusia pada tahap awal tidak secara langsung mempunyai perangkat untuk mengamati dan memberikannya kesimpulan bahwa ia “ada” dalam semesta. Walaupun ia dapat mempengaruhi sistem semesta yang berisi objek – objek teramati, tetapi hal ini lebih disebabkan sebagai sesuatu yang alamiah. Seperti halnya petir -sebagai salah satu objek- dapat mengakibatkan timbulnya api pada suatu objek lain yang dikenainya semisal pohon. Objek tersebut terdiri dari objek – objek lain dan kejadian tersebut juga terpengaruh dan mempengarui objek –objek maupun kejadian – kejadian lain. Pada tahap ini belum ada yang disebut sebagai pelaku permainan. Semesta masih berisi kumpulan objek beserta sifatnya. Tahap ini penting dalam penyusunan kehendak bebas, yaitu kejadian yang membutuhkan objek – objek yang terdiri dari banyak macam dan mempunyai kumpulan hubungan yang pernah terjadi pada kejadian – kejadian lain.

0 comments:
Post a Comment