17.8.14

Kebebasan

Manusia telah menulis sejarah panjang tentang kebebasan.
Itu karena mereka memang diberikan batasan – batasan untuk dapat bermain “di tempat seperti ini”.

Abad ke – 18 sampai 21 menjadi puncak perjuangan para manusia untuk melawan penjajahan manusia – manusia lain sampai diperoleh kemerdekaan seperti sekarang, tapi apakah itu kebebasan.

Di masa yang lalu juga sering terdengar cerita kebebasan.
Kebebasan orang – orang Israel dari Mesir menuju tanah yang dijanjikan yang dipimin oleh Musa, sampai janji Yesus yang akan membebaskan para pengikutnya dari dosa di hari kiamat nanti.

Di timur jauh juga tak terlalu berbeda.
Dalam Upanishad, Purana, dan Tri Pitaka Pali disebutkan tentang kefanaan dunia. Bagaimana manusia terbebas dari hukum sebab akibat, kelahiran yang berulang – ulang, dan penderitaan menuju kebebasan, bersatu dengan brahman atau bebas menuju kekosongan.

Ada dua macam kebebasan.
Bebas dari ikatan, batasan, kungkungan segala sesuatu.
Bebas untuk melakukan, membuat, dan menjadi segala sesuatu.
Segala sesuatu yang dimaksud adalah benar – benar segalanya, baik yang ada di dunia, kenyataan, imajinasi, dan himpunan segala kemungkinan yang seperti pengetahuan kita, takterbatas.

Bisakah keduanya direduksi menjadi kebebasan yang absolut, kebebasan sebenarnya.
Lalu, apakah kebebasan yang sebenarnya terjangkau oleh kita.
Jika iya, mungkin momen – momen terakhir menuju kebebasan tersebut perlu untuk dinikmati.
Itu akan menjadi kenikmatan terakhir karena setelah itu tidak ada yang menikmati dan yang dinikmati.


Kita adalah kebebasan yang dibatasi.

0 comments:

Post a Comment

menu